Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
Sitemap | Contact us | Privacy
Headlines :
Home » » PEMBERIAN ASI IBU MENYUSUI YANG TIDAK EKSKLUSIF PADA SUKU BALANTAK KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

PEMBERIAN ASI IBU MENYUSUI YANG TIDAK EKSKLUSIF PADA SUKU BALANTAK KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

THE BREASTFEEDING  OF NON-EKSKLUSIVE BREASTFEEDING MOTHER IN BALANTAK TRIBE BANGGAI, CENTRAL SULAWESI 

PENDAHULUAN
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI Eksklusif. Konvensi Hak-hak Anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. ASI selain merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. (Depkes, 2004 b).

Banyak penelitian dan survei yang menyatakan manfaat ASI Ekslusif bagi bayi, ibu, dan masyarakat. Namun, cakupan yang diperoleh dari program tersebut belum mencapai target. Di dunia, prevalensi untuk ASI eksklusif di bawah usia 4 bulan masih sangat rendah di sejumlah negara-negara di wilayah Afrika, misalnya Republik Afrika Tengah (4% pada tahun 1995), Niger (4% pada tahun 1992), Nigeria (2% pada tahun 1992), dan Senegal (7% pada tahun 1993). Untuk negara-negara di benua Amerika seperti Chile 97% pada tahun 1993, Kolombia 95% pada tahun 1995, dan Ekuador 96% pada tahun 1994. Bolivia, 59% pada tahun 1989 dan 53% pada tahun 1994, Kolombia, 19% pada tahun 1993 dan 16% pada tahun 1995; dan Republik Dominika 14% pada tahun 1986 dan 10% pada tahun 1991.(Unicef, 2006) Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997, cakupan ASI Ekslusif di Indonesia baru mencapai 52% dari yang ditetapkan sebesar 80 % pada tahun 2005( Depkes RI, 2002 dalam Maryunani 2012). Menurut data SDKI tahun 2002-2003, cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi sampai enam bulan hanya 39 %, dan sepanjang tahun 2004 – 2008, cakupan pemberian ASI Ekslusif meningkat dari 58,9 % menjadi 62, 2 %. Namun setelah itu grafik tidak mengalami peningkatan, bahkan cenderung menurun, ( Kemenkes RI, 2010 dalam Maryunani 2012) dan menurut data Riskesdas 2010, menyusui ekslusif pada kelompok umur 0-5 bulan hanya sebesar 15, 3 %. (Litbangkes, (2010).

Suku Balantak merupakan salah satu dari tiga suku asli yang mendiami wilayah Kabupaten Banggai, masyarakat suku Balantak berada dalam wilayah kerja Puskesmas Balantak, dan berdasarkan data dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2011, bayi yang diberi ASI Ekslusif di Kabupaten Banggai sebesar 32,2 %.dan untuk Puskesmas Balantak hanya sebesar 29 %, masih jauh dari target pencapaian ASI Ekslusif yaitu 80 %. ( Dinkes Banggai, 2011). Meskipun pemerintah melakukan upaya untuk meningkatakan cakupan pemberian ASI Eksklusif berupa penyampaian informasi kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif termasuk didalamnya memberikan informasi tentang Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui berdasarkan KEPMENKES RI No 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu ( ASI) secara ekslusif pada bayi di Indonesia, namun kenyataanya cakupan pemberian ASI ekslusif masih sangat kurang. (Dinkes Banggai, 2010) Dari hasil observasi, pada umumnya ibu bayi suku Balantak dalam pola pemberian ASI, selain memberikan ASI, ibu telah memberikan makanan kepada bayi sebelum bayi tersebut berumur enam bulan. Selain itu suku Balantak masih mempercayai berbagai mitos terkait dengan ibu hamil dan ibu menyusui. ASI eksklusif secara luas dianggap sebagai suatu intervensi penting yang mengurangi angka kesakitan dan kematian anak, dan tetap menjadi dasar untuk kelangsungan hidup anak. Menyusui juga dikaitkan dengan peningkatan pemulihan ibu post partum dan mengurangi kejadian diabetes dan kanker. Sebanyak 13% dari semua kematian balita dapat dicegah oleh strategi promosi untuk meningkatkan ASI ekslusif (Nishimura, 2009 ; Butha, 2011), namun berdasarkan data Puskesmas Balantak tahun 2012, bahwa sepanjang tahun 2012 terdapat 16 kematian bayi, 11 lahir mati dan 5 meninggal karena infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemberian ASI pada ibu menyusui yang tidak eksklusif pada Suku Balantak Kabupaten Banggai. (Puskesmas Balantak, 2012) @Marselina
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Link Fren

Generic Banner
IKUTI DAN DAPATKAN UPDATE TERBARU
Powered by Blogger.
 
Support : Sitemaf | About | Panorama
Copyright © 2013. Bokawal NewsTimes - All Rights Reserved
Template Created by Website Published by Tongke
Proudly powered by Blogger